Long life education atau pendidikan seumur hidup
adalah sebuah semboyan yang sangat luar biasa. Di dalamnya terkandung
sebuah nilai dan misi pendidikan yang sangat hebat. Nilai dan misi
pendidikan tersebut adalah bahwasanya pendidikan atau dalam bahasa
praktis disebut dengan belajar, tidak akan pernah berhenti atau mati.
Pendidikan atau belajar tidak ada batasnya, baik oleh ruang maupun
waktu.
Pendidikan atau belajar dilaksanakan sepanjang waktu yang dimiliki. Dalam Hadis hal ini disebut dengan “belajarlah kamu sejak masih di ayunan hingga liang lahad”. Belajar memang semestinya tidak boleh berhenti. Dalam dunia pendidikan tidak dikenal batasan usia atau umur.
Misalnya, karena merasa sudah tua terus mengatakan :”ah… aku sudah tua,
buat apa belajar lagi!”. Belajar tentu berbeda dengan sekolah. Memang,
kalau sekolah dibatasi umur dan waktu 6, 3, 3 dan lima tahun.
Dalam sebuah riwayat Hadis Ahmad diceritakan, ada seorang yang sudah
tua renta dan dia bernama Qabishah datang kepada Nabi Muhammad untuk
belajar. Ketika ditanya tentang kedatangannya, dia berkata : “Umurku
telah renta dan tulangku mulai rapuh, maka saya mendatangi engkau agar
engkau mengajariku sesuatu yang bermanfaat sesuai kehendak Allah”.
Riwayat di atas tentu sangat inspiratif dan membacanya diharapkan
mampu mendorong kita untuk terus belajar walau usia sudah mulai senja.
Teruslah belajar karena belajar adalah perbuatan mulia. Kemuliaan
seorang yang mau belajar banyak diriwayatkan dalam Hadis. Di antara
kelmuliaan-kemuliaan yang disebutkan dalam tersebut adalah :
“Wahai Qabishah, tidaklah engkau berjalan di atas sebuah batu atau pohon atau genangan air kecuali ia memohonkan ampun bagimu”. (HR. Ahmad)
“Barang siapa yang tiba ajalnya dan dia dalam keadaan menuntut
ilmu, maka ia akan bertemu dengan Allah dan tidak ada jarak antara
dirinya dan para nabi kecuali derajat kenabian” (HR. Thabrani)
“Barangsiapa yang meninggal dan dia dalam keadaan menuntut ilmu
untuk menghidupkan Islam, maka derajatnya sama dengan derajat para nabi
di surga”. (HR. al-Darimi)
Berdasarkan Hadis tersebut, seseorang yang terus mau belajar hingga
ajal menjemput maka tidak ada lain kecuali kemuliaan yang ia peroleh.
Dan kemuliaan tersebut adalah kemuliaan dalam pandangan Allah.
Mengenai kemuliaan tentu saja setiap orang menghendakinya, apalagi
kemuliaan tersebut adalah dalam pandangan Allah. Ternyata kemuliaan
tersebut dapat kita peroleh dengan tidak membatasi diri dalam belajar.
Artinya, walau usia sudah lanjut tetapi semangat untuk terus belajar
masih membara.
Belajar tentu saja tidak harus seperti anak sekolah. Belajar dapat
dilakukan dengan banyak cara. Misalnya adalah membaca buku dan
mendengarkan ceramah. Materi belajar disesuaikan dengan kebutuhan kita.
Karena pengetahuan Agama yang masih sangat kurang, ada baiknya bila
materi belajar tersebut diarahkan kepada materi-materi keagamaan.
Belajar shalat dengan khusus’ dan mengkaji kandungan Al-Qur'an
dan Hadis adalah langkah bijak. Shalat adalah ibadah terpenting dalam
peribadatan umat Islam. Sementara Alquran dan Hadis adalah sumber pokok
pengetahuan tentang Islam. mengkaji keduanya akan memperkaya kedalaman
pemahaman terhadap ajaran Islam. Dan tentu saja dapat dijadikan sebagai
pedoaman kehidupan selama berada di dunia.
Memahami dan mengamalkan konsep long life education adalah
sebuah keharusan. Dengan memahami dan mengamalkannya maka tidak ada anak
sekolah yang drop out karena malas. Juga tidak ada istilah berhenti
belajar bagi yang sudah tua. Tua dan muda, semuanya sama-sama belajar
dan secara terus menerus mengembangkan kemampuan diri sesuai dengan
bidangnya masing-masing.
Satu hal jangan sampai dilupakan, belajar Agama! Kaji secara mendalam
kedua sumber ajaran Islam, yaitu Alquran dan Hadis. Ikuti dan simak
secara serius ceramah-ceramah dan kajian Islam untuk mengambangkan ilmu
keislaman, memperkuat aqidah, dan meningkatkan ketakwaan.
Sumber: pak.sodikin.com
Anda menyukai postingan diatas? Silahkan di share.